Abstrak
Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) membawa perubahan signifikan
dalam dunia pendidikan. AI menghadirkan peluang dan tantangan yang menuntut
peran guru untuk beradaptasi dan bertransformasi. Artikel ini membahas peran
strategis guru di era AI, termasuk peran sebagai fasilitator, pengarah nilai,
dan pengembang kompetensi siswa secara holistik. Melalui pendekatan
kualitatif-deskriptif dan kajian pustaka, artikel ini menyimpulkan bahwa guru
tetap menjadi elemen tak tergantikan dalam pembelajaran, meskipun teknologi AI
semakin berkembang.
Kata
Kunci:
Guru, Kecerdasan Buatan, Pembelajaran, Pendidikan, Era Digital
Pendahuluan
Kecerdasan buatan (AI) telah memasuki
berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dunia pendidikan. Implementasi AI
dalam pembelajaran mencakup penggunaan chatbot, sistem pembelajaran adaptif,
hingga analitik pembelajaran yang memungkinkan personalisasi (Luckin et al., 2016).
Perubahan ini mengharuskan guru untuk mereposisi perannya, tidak lagi sebagai
satu-satunya sumber pengetahuan, tetapi sebagai fasilitator pembelajaran yang
bermakna.
Peran Guru dalam Konteks AI
1. Fasilitator Pembelajaran
Guru berperan sebagai pengarah dalam
pemanfaatan teknologi secara efektif. AI mampu menyediakan materi, latihan, dan
evaluasi secara otomatis, tetapi guru tetap penting dalam menumbuhkan kemampuan
berpikir kritis dan kolaboratif (Holmes et al., 2019). Guru mengarahkan siswa
untuk tidak sekadar menerima informasi, tetapi mengolah dan mengaitkannya
dengan konteks nyata.
2. Penjaga Nilai dan Etika
AI tidak memiliki kesadaran moral dan
nilai. Oleh karena itu, peran guru dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran,
tanggung jawab, dan empati menjadi lebih penting dari sebelumnya (Selwyn,
2019). Guru berperan sebagai role model dalam membimbing siswa menggunakan
teknologi dengan bijak.
3. Pengembang Kompetensi Abad 21
AI menuntut guru membekali siswa dengan
kompetensi seperti literasi digital, kreativitas, dan kemampuan komunikasi.
Guru harus mengintegrasikan penguasaan teknologi dan soft skills dalam proses
pembelajaran (Trilling & Fadel, 2009).
4. Pembelajar Sepanjang Hayat
Era AI menuntut guru untuk terus
belajar dan mengembangkan kompetensinya, baik dalam pedagogi maupun teknologi.
Program pelatihan dan pengembangan profesional menjadi kunci dalam memperkuat
kapasitas guru menghadapi transformasi digital (OECD, 2021).
Tantangan dan Solusi
Meskipun AI menawarkan kemudahan, tidak
semua guru memiliki kesiapan infrastruktur dan kompetensi digital. Tantangan
ini dapat diatasi melalui kolaborasi antar sekolah, pelatihan berkelanjutan,
dan dukungan kebijakan pendidikan yang progresif (UNESCO, 2022).
Kesimpulan
Guru tetap memiliki peran sentral dalam
pembelajaran, bahkan di tengah kemajuan AI. AI dapat menjadi alat bantu yang
efektif, tetapi guru adalah penentu arah dan substansi pendidikan. Sinergi
antara teknologi dan humanisme pendidikan harus terus dikembangkan untuk
mencapai pembelajaran yang berkualitas dan bermakna.
Daftar Pustaka
- Holmes, W.,
Bialik, M., & Fadel, C. (2019). Artificial Intelligence in
Education: Promises and Implications for Teaching and Learning.
Boston: Center for Curriculum Redesign.
- Luckin, R.,
Holmes, W., Griffiths, M., & Forcier, L. B. (2016). Intelligence
Unleashed: An Argument for AI in Education. Pearson.
- OECD. (2021). Teachers
and Leaders in Vocational Education and Training. OECD Publishing.
- Selwyn, N.
(2019). Should Robots Replace Teachers? AI and the Future of Education.
Polity Press.
- Trilling, B.,
& Fadel, C. (2009). 21st Century Skills: Learning for Life in Our
Times. San Francisco: Jossey-Bass.
- UNESCO. (2022). AI
and Education: Guidance for Policy-makers. Paris: UNESCO Publishing.